Kamis, 05 Februari 2009

Plasenta Previa

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Plasenta previa adalah salah satu komplikasi yang terjad pada masa kehamilan dimana plasenta terlepas sebelum waktunya. Keterlambatan dalam penengan dan pendeteksian dapat menyebabkan terjadinya masalah, yang paling fatal adalah dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu maupun janin yang dikandungnya, saat ini kasus plasenta previa meningkat. Ini dapat disebabkan karena kurangnya pengawasa atau ketudaktahuan ibu maupun pemberi pelayanan.

B. Tujuan
- menjelaskan pengertian plasenta previa
- menjelaskan klasifikasi plasenta previa
- menjelaskan etiologi plasenta previa
- menegakkan diagnosa dan gambaran klinis plasenta previa
- menjelaskan pengaruh plasenta previa terhadap kehamilan
- menjelaskan pengaruh plasenta previa terhadap partus
- menjelaskan komplikasi plasenta previa
- menjelaskan penanganan plasenta previa
- membuat manajemen asuhan kebidanan









BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. (Rustam Mochtar)
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. (Sarwono)

B. Klasifikasi Plasenta Previa
Menurut dee Snoo, berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm, yaitu:
1. plasenta previa sentralis/totalis :
bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi seluruh ostium
2. plasenta previa lateralis :
bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian plasenta menutupi pembukaan:
• plasenta previa lateralis posterior ; bila sebagian menutupi ostium bagian belakang
• plasenta previa lateralis anterior ; bila menutupi ostium bagian depan
• plasenta previa marginalis ; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang ditutupi plasenta.


Menurut penulis buku AS :
1. plasenta previa totalis :
seluruh ostium ditutupi plasenta
2. plasenta previa partialis :
sebagian ditutupi plasenta
3. plasenta letak rendah ( low lying placenta) :
tepi plasenta berada 3-4 cm di atas pinggir pembukaan, pada pemeriksaan dalam tidak teraba

Menurut Browne:
1. Tingkat 1 : lateral plasenta previa
Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke SBR, namun tidak sampai ke pinggir pembukaan
2. Tingkat 2 : marginal plasenta previa
Plasenta mencapai pinggir pembukaan (ostium)
3. Tingkat 3 : complete placenta previa
Plasenta menutupi ostium sewaktu tertutup dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap
4. Tingkat 4 : central plasenta previa
Plasenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hamper lengkap

Plasenta previa dibagi menurut presentase plasenta yang menutupi pembukaan:
plasenta previa 25%, 50%, 75% dan 100%

C. Etiologi Plasenta Previa
1. umur dan paritas
- pada primigravida, umur >35 tahun lebih sering dari pada umur <25 tahun
- lebih sering pada paritas tinggi daripada paritas rendah
2. hipoplasia endometrium: bila kawin dan hamil pada umur muda
3. endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase dan manual plasenta
4. korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi
5. tumor-tumor seperti mioma uteri, polip endometrium
6. kadang-kadang pada malnutrisi

D. Diagnosa dan Gambaran Klinis Plasenta Previa
1. Anamnesis
- perdarahan setelah kehamilan 28 minggu
- sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless) dan berulang (recurrent)

2. Inspeksi
- dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak, sedikit, darah beku, dsb.
- kalau sudah berdarah banyak, maka ibu kelihatan pucat/anemis
3. Palpasi abdomen
- janin yang belum cukup bulan, fundus uteri masih rendah
- sering dijumpai kesalahan letak janin
- bagian terbawah janin belum turun
- dapat dirasakan suatu bantalan di SBR
4. Pemeriksaan inspekulo
Dengan memakai speculum secara hati-hati, dilihat dari mana asal perdarahan, apakah dari uterus, kelainan serviks, vaginam, varices pecah, dll
5. Pemeriksaan radioisotop
- Plasentogravi jaringan lunak (soft tissue placentografi) oleh Stevenson 1934 yaitu membuat foto dengan sinar rotgen lemah untuk mencoba melokalisir plasenta
- Citogravi : mula-mula kandung kemih dikosongkan, lalu dimasukkan 40 cc larutan NaCl 12,5%, kepala janin ditekan kea rah PAP lalu dibuat foto. Bila jarak kepala dan kandung kemih berselisih lebih dari 1 cm, terdapat kemungkinan plasenta previa.
- Plasentogravi indirect, yaitu membuat foto seri lateral dan anteroposterior yaitu ibu dalam posisi berdiri atau duduk setengah berdiri
- Arteiogravi: dengan memasukkan zat kontras ke dalam arteri femoralis. Karena plasenta sangat kaya akan pembuluh darah, maka ia akan banyak menyerap zat kontras ini akan terlihat dalam foto dan juga lokasinya.
- Amniogravi: dengan memasukkan zat kontras ke dalam rongga mnion, lalu dilihat foto dan dimana terdapat daerah kosong (di luar janin) di dalam rongga rahim
- Radioisotope plasentogravi: dengan menyuntikkan zat radioaktif, biasanya RISA radioiodinated serum albumin) secara intra vena, lalu diikuti dengan detector GMC
6. Ultrasonogravi
7. Pemeriksaan dalam
Bahaya pemeriksaan dalam:
- dapat menyebabkan perdarahan yang hebat
- Infeksi
- Menimbulkan his, dan kemudian terjadilah partus prematurus.
Teknik dan persiapan pemeriksaan dalam
- pasang infus dan persiapkan donor darah
- PD dilakukan di kamar bedah
- Dilakukan secara hati-hati dan lembut
- Jangan langsung masuk ke dalam canalis servikalis tapi raba dulu bantalan antara jari dan kepala janin pada forniks (uji forniks)
- Bila ada darah beku, keluarkan sedikit-sedikit dan pelan

Kegunaan PD dalam perdarahan antepartum
- menegakan diagnosa
- menentukan jenis dan klasifikasi plasenta previa

Indikasi PD pada perdarahan antepartum
- perdarahan banyak, >500 cc
- perdarahan berulang (recurrent)
- perdarahan sekali, banyak, HB < 8 g%
- his ada dan janin viable

E. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Kehamilan:
1. bagian terbawah janin tidak terfiksir ke dalam PAP
2. terjadi kesalahan letak janin
3. partus prematurus karena adanya rangsangan koagulum darah pada serviks

F. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Partus :
1. letak janin yang tidak normal menyebabkan partus akan menjadi patologik
2. bila pada plasenta previa lateralis, ketuban pecah dapat terjadi prolaps funikulli
3. sering dijumpai inersia primer
4. perdarahan

G. Komplikasi Plasenta Previa
1. prolaps tali pusat
2. prolaps plasenta
3. plasenta melekat
4. robekan jalan lahir karena tindakan
5. perdarahan postpartum
6. infeksi karena perdaraha yang banyak
7. bayi premature/lahir mati



H. Penanganan Plasenta Previa
1. Penangan pasif
- Perhatian
Tiap-tiap perdarahan triwulan ketiga yang lebih dari show (perdarahan inisial), harus dikirim ke rumah sakit tanpa dilakukan manipulasi apapun, baik rectal maupun vaginal (Eastmant)
- Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu, BBJ <2500 gram, maka kehamilan dapat dipertahankan, istirahat dan pemberian obat-obatan seperti spes molotika, progestin/progesterone, observasi dengan teliti
- Sambil mengawasi, siapkan golongan darah dan donor transfuse. Bila memungkinkan kehamilan dpertahankan setua mungkin supaya janin terhindar dari prematuritas
- Bila kekurangan darah, berikan transfuse darah dan obat penambah darah

2. Cara persalinan
Factor-faktor yang menentukan sikap/tindakan persalinan mana yang akan dipilih:
- jenis plasenta previa
- banyaknya perdarahan
- KU ibu
- Keadaan janin
- Pembukaan jalan lahir
- Paritas
- Fasilitas rumah sakit

Setelah memperhatikan factor-faktor tersebut, ada 2 pilihan persalinan:
1. persalinan pervaginan
a. amniotomi
Indikasi amniotomi pada plasenta previa:
- plasenta previa lateralis/marginalis/letak rendah, bila tidak ada pembukaan
- pada primigravida dengan plasenta previa lateralis/marginalis dengan pembukaan > 4 cm
- plasenta previa lateralis/marginalis dengan janin yang sudah meninggal

Keuntungan amniotomi :
- bagian terbawah janin yang berguna sebagai tampon akan menekan plasenta yang berdarah dan perdarahan akan berkurang/berhenti
- partus berlangsung lebih cepat
- bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin gerakan dan regangan SBR sehingga tidak ada lagi plasenta yang lepas.

Setelah ketuban pecah, berikan oksitosin drips 2,5 – 5 satuan dalam 500 cc dextrose 5%

b. memasang Cunam Willet Gausz
Caranya:
- kulit kepala janin di klem dengan Cuna,m Willet Gausz
- cunam diikat dengan kassa/tali dan diberi beban 50-100 gram/1 batu bata seperti katrol
- dengan jalan ini diharapkan perdarahan berhenti dan persalinan diawasi dengan teliti

c. versi Braxton Hicks
Versi dilakukan pada janin letak kepala untuk mencari kaki supaya dapat ditarik keluar. Bila janin letak sungsang atau letak kaki, menarik kaki keluar akan lebih mudah. Kaki diikat dengan kain kassa, dikatrol dan diberi beban 50-100 gram

d. menembus plasenta diikuti dengan versi Brazton Hicks/Willet Gauzs. Hal ini sekarang tidak dilakukan lagi
e. metreurynter
yaitu memasukkan katrol karet yang diisi udara/air sebagai tampon. Cara ini tidak dipakai lagi

2. persalinan perabdominal dengan SC
Indikasi SC pada plasenta previa :
a. semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal
b. semua plasenta lateralis posterior, karena perdarahan yang sulit dikontrol
c. semua plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan tidak berhenti
d. plasenta previa dengan panggul sempit, letak lintang

Perdarahan pada bekas insersi plasenta (placental bed) kadang-kadang berlebihan dan tidak dapat diatasi dengan cara-cara yang ada, jika hall ini dijumpai, maka tindakannya adalah:
- bila anak belum ada, untuk menyelamatkan alat reproduktif dilakukan ligasi arteria hipogastrica
- bila anak sudah ada dan cukup, yang paling baik adalah histerektomi

Penanganan plasenta previa lateralis dan marginalis:
a. lakukan amniotomi
b. berikan oksitosin tiap ½ jam 2,5 satuan/perinfus drips
c. bila dengan amniotomi perdarahan belum berhasil, dilakukan Cuna,m Willet Gausz/versi Braxton Hicks
d. bila semua ini belum berhasil untuk menghentikan perdarahan, bila janin masih hidup, dilakukan SC
e. pada plasenta previa lateralis posterior dan pada plasenta previa lateralis yang bagian besarnya menutupi ostium (grote lap), sering langsung dilakukan SC

Penanganan plasenta previa sentralis (totalis)
a. untuk menghindari perdarahan yang banyak, tindakan yang paling baik adalah SC
b. untuk janin yang mati di daerah pedesaan dilakukan penembusan plasenta kemudian dilakukan Cunam Willet Gausz/versi Braxton Hicks untuk melahirkan janin

1 komentar: